PGRI
PADA ERA REFORMASI
Era reformasi merupakan suatu kurun
waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan
tatanan baru yang lebih baik. Sedangkan pada saat ini, tuntutan
profesionalisme bagi guru-guru di abad 21
menjadi satu hal yang sangat mutlak dibutuhkan.
Guru harus peka terhadap perkembangan media, informasi dan segala berita yang
terjadi pada dunia pendidikan. Hal ini untuk memudahkan seorang guru menjagi
guru yang ideal dan terdepan dalam mengatasi masalah-masalah guru
dan pendidikan.PGRI adalah salah satu organisasi profesi yang
mewadahi kegiatan guru.
A.
Profil singkat PGRI
Secara singkat,terlebih dahulu di
kemukakan profil organisasi ini. Nama organisasi adalah Persatuan Guru Republik
indonesia disingkat PGRI, didirikan pada tanggal 25 November 1945 dalam Kongres
Guru Indonesia I di surakarta, Jawa Tengah. PGRI berasaskan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. PGRI terdaftar sebnyak 350di Departemen Kehakiman
berdasarkan Penetapan Mentri Kehakiman tanggal 20 September 1954. Nomor :
1.A.5/82/12. PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan,
bersekala nasional yang bersifat: (1) unitaristik, aitu tanpa memandang
perbedaan ijazah, tempat bekerja,kedudukan, suku,jenis kelamin, agama,dan asal
usul, (2) independen, yakni berlandaskan prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak, (3) non-politik peraktis,
yaitu tidak terikat dan atau mengikatkan diri pada kekuatan organisasi/partai
politik manapun.
B.
Paradigma
PGRI pada Era Reformasi
1.
Tantangan
Era Reformasi
Era reformasi merupakan suatu kurun
waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk tatanan baru yang
lebih baik guna mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Perubahan dalam
reformasi dilakukan secara konsepsional dan konstitusional dengan strategi dan
program yang lebih efektif. Tatanan baru yang di upayakan melalui reformasi
bersifat holistik dalam keseluruhan tatanan kehidupan yang mencangkup aspek
politik, budaya, dan sebagainya. Adapun
yang menjadi tujuan reformasi adalah tercapainya suatu tatanan kehidupan yang
baru dan lebih baik dalam masyarakat madani, yaitu masyarakat demokratis,
sejahtera dan agamis. Reformasi merupakan koreksi terhadap tatanan dimasa lalu
dan sekarang yang dipandang tidak sesuai dengan tuntutan dan kondisi yang ada,
sehingga diperoleh tatanan masa depan yang lebih baik. Dalam era reformasi,
bagi PGRI sekurang-kurangnya ada tiga lingkup tantangan yang akan di hadapi,
yaitu tantangan yang bersifat gelobal, tantangan nasional dan tantangan
organisaional.
2.
Jatidiri
PGRI
Kongres XVIII
PGRI yang diselenggarakan tanggal 25-28 November 1998 di Lembang, Bandung,
telah mempertegas kembali jatidiri PGRI – yang sempat dinilai agak luntur
ditelan situasi sosial-politik ada beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya,
jatidiri PGRI tidak luntur dan tetap merupakan urat nadi perkembangan dan
keberadaan PGRI dalam seluruh perjalanan bangsa. Sesuai dengan semangat
kelahirannya.
PGRI adalah organisasi
perjuangan, profesi, dan tenagakerjaan, berskala nasional yang bersifat
:Unitaristik, tanpa mmemandang perbedaan ijzah, tempat bekerja, kedudukan,suku,
jenis kelamin, agama, dan asal usul independent, yang
berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakankemitrasejajaran dengan berbagai fihak non partai politik,
bukan partai politik, tidak terkait dan atau mengikat diri pada kekuatan
organisasi/partai politik manapun. Hal itu di tegaskan dalam Anggaran Dasar
PGRI Pasal 3 dan 4.
3.
Visi,
Misi dan Strategi PGRI
Dalam perjalanannya sejak berdiri setengah abad yang lalu, PGRI
telah membuktikan dirinya sebagai organisasi yang masih tetap lestari hingga
kini dan tentunya untuk masa-masa yang akan datang. Dalam menghadapi tantangan
pada era global, PGRI harus tetap konsisten terhadap jatidirinya yang bersumber
pada visi masa depannya, yaitu “mewujudkan PGRI sebagai organisasi dinamis,
mandiri, dan berwibawa yang dicintai oleh anggotanya, disegani oleh mitranya,
dan diakui keberadaannya oleh masyarakat luas”. Dengan visi ini,
Terwujudnya
organisasi mandiri dan dinamis yang dicintai anggotanya, disegani mitra,
dan diakui perannya oleh masyarakat". PGRI didirikan untuk
mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dengan program
utamadi bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
memperjuangkan kesejahteraan bagi para guru.
4.
Nilai
Keterbukaan Dan Lingkup Reformasi PGRI
Reformasi PGRI sesuai dengan visi dan
misi yang di kemukakan di atas hanya dapat terwujud apabila di dasari
nilai-nilai keterbukaan yaitu sebagai berikut:
Pertama, keterbukaan terhadap
partisipasi. Di masa lalu, kehidupan organisasi cenderung mengikuti dan
melakukan “apa maunya” pimpinan. Akibatnya, organisasi menjadi pasif dan kurang
inisiatif. Dimasa kini dan masa depan, organisasi harus di beri kesempatan
untuk berpartisipasi secara pro-aktif dalam setiap keputusan yang menyangkut kinerja
organisasi. Pengurus dan anggota PGRI yang selama ini hanya berada dalam posisi
“harus siap melaksanakan” perlu dilibatkan dan di ajak bicara mengenai berbagai
kebijakan organisasi.
5.
PGRI
Pada Era Otonomi Daerah
Salah satu perkembangan yang harus
direspon oleh PGRI adalah pelaksanaan otonomi daerah. Dalam hal ini, PGRI harus
melakukan adaptasi dalam aspek struktur, kultur, substansi, dan sumberdaya
manusia. Dalam aspek struktur harus dilakukan penyesuaian struktur organisasi
yang sesuai dengan semangat otonomi daerah tanpa kehilangan jatidirinya. PGRI
harus mampu menjadi pelopor dan teladan dalam mengembangkan jiwa, semangat, dan
nilai-nilai otonomi melalu kinerja organisasi. Kegiatan organisasi perlu lebih
banyak berkiprah di forum internasional dan dalam penetapan standar-standar
nasional. Dalam aspek kultur, dinamika organisasi harus lebih demokratis dan
terbuka, baik ke dalam maupun ke luar.
C.
Sekilas
Tentang “ Education International”
Educational International (EI) adalah
suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan personel pendidikan dengan 24
juta anggota. Mereka adalah para guru dan pekerja di sektor pendidikan dari
tingkat prasekolah sampai perguruan tinggi yang berasal dari 304 organisasi di
155 negara. EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabugan antara The
International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World
Confederation of Organizations of the Teaching Profession (WCOTP).
Program dan anggaran biaya dibuat setiap
tiga tahun dalam kongres sedunia yang dihadiri oleh delegasi dari semua anggota
dan peninjauan dari organisasi internasional dan badan-badan antar-pemerintah
yang memiliki kaitan erat dengan EI. Kongres sedunia menyusun resolusi
kebijakan dan memilih Pengurus Eksekutif yang memonitor dan melaksanakan
aktivitas organisasi di antara kongres. Pengurus eksekutif bertemu
sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun untuk mengendalikan implementasi
keputusan yang diambil dalam kongres.
PGRI adalah organisasi
perjuangan, profesi, dan tenagakerjaan, berskala nasional yang bersifat
:Unitaristik, tanpa mmemandang perbedaan ijzah, tempat bekerja, kedudukan,suku,
jenis kelamin, agama, dan asal usul independent, yang berlandaskan
pada prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakankemitrasejajaran dengan
berbagai fihak non partai politik, bukan partai politik, tidak terkait dan
atau mengikat diri pada kekuatan organisasi/partai politik manapun.
Perubahan dalam
reformasi dilakukan secara konsepsional dan konstitusional dengan strategi dan
program yang lebih efektif. Tatanan baru yang di upayakan melalui reformasi
bersifat holistik dalam keseluruhan tatanan kehidupan yang mencangkup aspek
politik, budaya, dan sebagainya. Adapun
yang menjadi tujuan reformasi adalah tercapainya suatu tatanan kehidupan yang
baru dan lebih baik dalam masyarakat madani, yaitu masyarakat demokratis,
sejahtera dan agamis.
Profesionalisme
pada dasarnya merupakan motivasi intrinsik yang didukung oleh lima kompetensi
sebagai berikut: (1) keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati
standar meningkatkan dan memelihara citra positif; (3) keinginan untuk
senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan
dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya; (4) mengejar kualitas
dan cita-cita dalam profesi; dan (5) memiliki kebanggaan akan profesinya.
visi masa
depannya, yaitu “mewujudkan PGRI sebagai organisasi dinamis, mandiri, dan
berwibawa yang dicintai oleh anggotanya, disegani oleh mitranya, dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat luas”. Dengan visi ini, PGRI mengemban sejumlah
misi.
Reformasi PGRI
pada garis besarnya mencakup empat aspek, yaitu struktur, kultur, substansi dan
sumberdaya. Dalam aspek struktur, dilakukan penyesuaian struktural baik
internal maupun eksternal mulai dari tingkat nasional, daerah sampai ke cabang
dan ranting, sehingga dapat dibangun struktur yang sesuai dengan tuntutan yang
berkembang dan mampu menunjang eksistensi organisasi dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
Salah satu
perkembangan yang harus direspon oleh PGRI adalah pelaksanaan otonomi daerah.
Dalam hal ini, PGRI harus melakukan adaptasi dalam aspek struktur, kultur,
substansi, dan sumberdaya manusia. Dalam aspek struktur.
youtube - VISION DE VIDEOOD - Videodl.cc
ReplyDeleteVideos youtube mp3 on YouTube, by videol videol.cc. Copyright is prohibited. Videos on YouTube, by videol.cc.